top of page

Efek Permainan Perang-perangan

Permainan perang-perangan begitu disukai oleh anak-anak. Dengan bermain itu mereka dapat mengembangkan imajinasinya. Biasanya anak laki-laki yang gemar. Permainan ini melibatkan alat permainan berupa pistol, pedang, dan lain sebagainya. Dalam melakukan permainan ini seringnya anggota tubuh juga akan bergerak. Sebagai akibat gerakan lari dan melompat yang dilakukan.

Debby Anggraini Daulay MPsi, Psikolog Perkembangan Anak mengatakan, biasanya permainan ini banyak dimainkan oleh anak usia pra-sekolah. Ia menambahkan, bermain perang-perangan boleh saja tapi selaku orang tua juga harus mengetahui dampak negatif dan positif yang ditimbulkan sebagai akibat bermain permainan tersebut. Sebenarnya, lanjut Dosen Fakultas Psikologi USU itu, dampak suatu permainan jika dilihat dari esensi permainannya akan menimbulkan dampak yang bervariatif karena emosinya juga bermain disini. Ia menjelaskan, dampak negatif yang terjadi jika anak sering bermain perang-perangan ialah anak akan berorientasi untuk menang sehingga ia akan melakukan beragam cara untuk menang. " Di sini akan timbul sifat egosentris si anak, " jelasnya. Ia menambahkan, akan timbul perilaku agresif si anak karena emosi yang masih labil sehingga jika terus menerus kalah maka anak akan menjadi penakut dan tidak pemberani. Sebaliknya, apabila menang ia akan merasa puas dan senang. Bahayanya, jika terus dibiarkan, dalam kesehariannya perilaku suka memukul temannya akan menjadi kebiasaan si anak. Kemudian hanya saraf motorik kasar saja yang terasah sedangkan motorik halusnya tidak terasah. Untuk itu, di sini diperlukan penyeimbangan permainan merangsang saraf motorik halusnya. Seperti bermain bengkel-bengkelan dan dokter-dokteran. Selain sisi negatif, bermain perang-perangan juga memiliki dampak positif terhadap karakter anak. Dengan bermain perang-perangan, daya imajinasi anak lebih terangsang karena selalu mengeksplorasi secara tidak langsung. Otomatis daya pikir anak juga terbentuk karena kerjasama tim dalam permainan perang-perangan. Selain itu, dapat menyalurkan kebutuhan fisiknya, dalam hal melatih saraf motorik anak agar mereka merasa puas. "Asalkan dalam hal ini diperlukan pengawasan bagi orangtua, " sarannya. Debby mengatakan, tidak hanya kontrol yang diperlukan, orangtua juga harus memberi pengertian kepada si anak sesuai dengan usia si anak bahwa kalah menang dalam bermain adalah hal biasa dan bisa terjadi pada siapa saja. Kemudian, menerapkan strategi kepada anak agar orientasi mereka tidak selalu ingin menang. Ia menambahkan, orang tua juga harus menekankan kepada si anak bahwa permainan perang-perangan merupakan bermain peran sehingga mengingatkan kepada anak untuk tidak main pukul. "Atau kita balikkan kepada si anak kalau dipukul sakit atau tidak," contohnya. Debby melanjutkan, orang tua juga harus mengurangi paparan yang lebih intens dengan kekerasan misalnya melalui tontonan di televisi. Sebaiknya, kenalkanlah tontonan yang mengandung arti persahabatan seperti serial TV Dora the Explore yang berisi tentang friendship.(wiwik handayani)

Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Social Icon
bottom of page